MahaDasha Group Kembali Buka Akses Air Bersih dan Sanitasi
Kesehatan merupakan salah satu modal utama untuk memastikan kesejahteraan masyarakat Indonesia kedepannya. Karena itu cukup memprihatinkan bahwa di Indonesia masih terdapat banyak daerah yang mengalami kesulitan dalam mengakses air bersih, fasilitas sanitasi yang layak, layanan kesehatan yang baik, serta kurang memahami Pola Hidup Bersih dan Sehat. Berangkat dari kondisi tersebut MahaDasha kembali menggelar MahaDasha Group CSR Program “Water, Sanitation & Hygiene (WASH) 2023 Employee Volunteerism” yang kali ini menyasar warga Kampung Buah Limus dan Kampung Jambu, Desa Sampir, Kecamatan Waringinkurung, Kabupaten Serang, Provinsi Banten pada Rabu 29 November dan 6 Desember 2023.
“Kegiatan employee volunteerism merupakan bagian dari rangkaian program CSR 2023 Grup MahaDasha, dimana tidak hanya membangun fasilitas Sarana Air Bersih (SAB) dan MCK bagi warga yang membutuhkan, namun MahaDasha juga turut membangun dan menumbuhkan pemahaman warga mengenai Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS),” ujar Direktur MahaDasha Saidinur di sela-sela kegiatan employee volunteerism WASH 2023 di Kampung Buah Limus & Kampung Jambu, Desa Sampir, Kabupaten Serang, Provinsi Banten.
Dalam kegiatan ini para karyawan dan juga para business leader di lingkungan Grup MahaDasha turut serta berpartisipasi sebagai volunteer dalam serangkaian kegiatan sosial sebagai wujud komitmen kepedulian perusahaan terhadap masyarakat khususnya masyarakat pra sejahtera. “Kegiatan Employee Volunteerism sendiri akan berlangsung selama 2 hari di tanggal 29 November dan 6 Desember 2023 dimana dalam rangkaian kegiatan kali ini karyawan berkesempatan untuk berperan aktif dalam proses Pembangunan SAB, Edukasi PHBS di lingkup sekolah dan warga setempat, kegiatan bersih desa hingga pembuatan plang himbauan kesehatan,” Saidinur menambahkan.
Corporate Communication Manager MahaDasha Rani Hartanti menerangkan, program WASH direncanakan dengan cermat sejak awal hingga pelaksanaan. Tidak hanya membangun fasilitas air bersih dan kesehatan namun MahaDasha juga melakukan edukasi kesadaran akan PHBS yang baik, dengan cara menjalankan langkah Pemicuan di awal pelaksanaan program. “Pemicuan adalah cara untuk mendorong perubahan perilaku hygiene dan sanitasi individu atau masyarakat atas kesadaraan sendiri dengan menyentuh perasaan, pola pikir, perilaku, dan kebiasaan individu atau masyarakat, yang dilakukan dengan melakukan pertemuan dengan masyarakat selama setengah hari dengan difasilitasi oleh tim pemicu puskesmas dan desa,” jelas Rani.
Adapun masyarakat yang menjadi target penerima CSR MahaDasha WASH 2023 terdiri dari 250 kepala keluarga kategori keluarga Pra Sejahtera di Kampung Buah Limus dan Kampung Jambu, Desa Sampir, Kecamatan Waringin Kurung, Kabupaten Serang Banten. Melalui program ini MahaDasha bertujuan untuk menjamin ketersediaan serta pengelolaan air bersih dan sanitasi yang berkelanjutan khususnya bagi keluarga pra sejahtera, menyediakan fasilitas sanitasi (MCK) yang layak bagi masyarakat pra sejahtera, terwujudnya desa ODF (Open Defecation Free), membentuk kader sanitasi yang akan mengelola fasilitas sanitasi dan pola hidup bersih desa secara mandiri serta meningkatkan kualitas hidup masyarakat, melalui peningkatan kesadaran masyarakat mengenai pentingnya kesehatan dan Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).
MahaDasha Group sendiri telah sejak lama menjalankan program CSR yang menjawab kebutuhan akan air bersih yang layak konsumsi dan fasilitas sanitasi yang layak. Sejak tahun 2014 MahaDasha dan anak usahanya mulai melaksanakan program “Air untuk Kehidupan” yang kini dikenal sebagai WASH (Water, Sanitation and Hygiene) untuk menjangkau anak-anak dan keluarga pra sejahtera dengan menyediakan akses yang lebih mudah untuk memperoleh pasokan air bersih layak konsumsi serta fasilitas sanitasi dan kebersihan. Sejak awal pelaksanaannya, program ini sudah berlangsung sebanyak 6 kali dengan total 80 fasilitas sanitasi (MCK), komunal dan MCK keluarga, 11 aliran air bersih, serta pipanisasi publik dengan menyasar sejumlah area di wilayah Jabodetabek, dan telah memberikan dampak kepada lebih dari 2.500 jiwa,” ungkap Rani. (MahaDasha)