Sebagai perusahaan induk, ABM senantiasa mendorong sinergi yang solid untuk mengoptimalkan sumber daya dan mencapai pertumbuhan jangka panjang yang menguntungkan, sambil mendukung anak-anak perusahaan untuk mengeksplorasi peluang-peluang baru dan mengembangkan bisnis mereka secara mandiri demi keuntungan bagi para pemegang saham. Inisiatif Tata Kelola Perusahaan yang baik dan pembangunan budaya perusahaan yang beretika mendukung upaya-upaya ini.

Grup ABM menyediakan solusi energi terintegrasi dengan sinergi bisnis yang difokuskan pada tiga unit bisnis utama, yaitu produksi batubara, kontraktor pertambangan, dan solusi terkait energi. Ketiga unit bisnis utama tersebut didukung oleh dua komponen pendukung utama, yaitu rekayasa teknik dan layanan logistik terpadu.

ABM didirikan pada tanggal 1 Juni 2006, dengan nama PT Adiratna Bani Makmur sebelum berganti nama menjadi PT ABM Investama pada tahun 2009. Pada tahun yang sama, ABM mengakuisisi sejumlah perusahaan yang bergerak di bidang energi. Selanjutnya, pada tahun 2011, ABM go public di Bursa Efek Indonesia dengan mencatatkan 550,6 juta saham dengan kode saham ABMM; dan pada tahun 2013, ABM secara resmi menjadi perusahaan induk operasional dengan persetujuan para pemegang saham, sehingga memberikan fleksibilitas ABM dalam memperoleh pendapatan untuk mendanai biaya operasional secara mandiri.

ABM saat ini memiliki saham mayoritas di perusahaan-perusahaan berikut ini, dengan lokasi di seluruh Indonesia dan lebih dari 8.000 karyawan :

• PT Reswara Minergi Hartama (Reswara), sebuah perusahaan produksi batubara.

• PT Sanggar Sarana Baja (SSB), sebuah perusahaan jasa teknik;

• PT Cipta Kridatama (CK), sebuah perusahaan kontraktor pertambangan;

• PT Cipta Krida Bahari (CKB Logistics), sebuah perusahaan logistik terintegrasi;

• PT Prima Wiguna Parama (PWP).

Dengan komitmen untuk menyediakan berbagai penawaran produk dan layanan terkait energi yang lebih luas, bisnis terintegrasi ini menciptakan sinergi dan menawarkan solusi energi menyeluruh yang memungkinkan kami untuk menciptakan struktur biaya yang lebih efisien, meningkatkan profitabilitas, dan memastikan keberlanjutan bisnis.

Guna menunjang kegiatan usahanya, Sewatama memiliki beberapa entitas anak untuk melengkapi produk dan jasa yang ditawarkannya dan bersinergi dengan anggota grup perusahaan lainnya untuk mengoperasikan bisnis secara efektif dan terintegrasi. Kegiatan operasional Sewatama mencakup seluruh wilayah Indonesia, di mana proyek-proyeknya tersebar di seluruh Nusantara. Selain kantor pusat yang ada di Cilandak, Jakarta, Sewatama juga memiliki 3 depo / kantor perwakilan dengan total karyawan sejumlah 879 orang. Kapasitas pembangkit yang saat ini dimiliki Sewatama sekitar 250 megawatt.  Selain itu, Sewatama juga mengelola (Operation & Maintenance) pembangkit listrik milik pihak lain sebesar lebih kurang 350 megawatt, di samping juga mengelola aset-aset yang terkait dengan energi milik pelanggan di bidang pertambangan dan lainnya. Industri yang dilayani Sewatama mencakup ketenagalistrikan, pertambangan, minyak dan gas, manufaktur, konstruksi, ritel, Pemerintah, dan kawasan industri.

Reswara menjadi pengelola produk akhir dari tambang batu bara thermal dengan kadar abu dan sulfur rendah yang memiliki standar internasional dengan memenuhi persyaratan sebagai “Compliant Coal”, serta digunakan sebagai batu bara campuran.

Produksi batu bara yang dipasarkan Reswara memiliki standar internasional dan dipasarkan ke dalam negeri maupun ke pasar global, seperti India, Tiongkok, dan negara lain di Asia Tenggara. Di samping itu, Reswara juga secara aktif terus berupaya untuk mendapatkan tambang baru sebagai upaya untuk terus menambah dan meningkatkan cadangan batubara.

CK menawarkan layanan menyeluruh dalam solusi penambangan dan pengelolaan proyek, mulai dari survei dan eksplorasi, pemodelan dan desain tambang, pengeboran, pemindahan tanah, sampai pengangkutan batubara. Seluruh kegiatan konstruksi yang dilakukan CK didukung dengan kelengkapan peralatan terbaik dari PT Trakindo Utama yang merupakan pemasok dan distributor dalam penyediaan peralatan Caterpillar di Indonesia, yang mana merupakan sister company ABM.

Diiringi berbagai macam terobosan dan inovasi, Cipta Kridatama mampu menyediakan segala kebutuhan terpercaya dalam kegiatan konstruksi pertambangan.

Rekam jejak Perusahaan telah dimulai sejak tahun 1997 sebagai penyedia jasa logistik. Kini, CKB Group menyediakan solusi rantai pasok untuk dengan layanan logistik dan distribusi dari berbagai macam industri, seperti migas dan pertambangan dengan memegang lisensi dari Pemerintah Indonesia sebagai operator Pengelola Logistik Berikat (PLB) dan Sertifikasi Authorized Economic Operator (AEO) dari World Customs Organization. Tidak hanya di Indonesia, CKB Logistics juga memiliki jaringan global yang tersebar di 40 Strategic Global Partners pada 7 wilayah.

Produk dan jasa yang dihasilkan SSB memiliki kualitas terbaik yang meliputi layanan transportasi, alat dan peralatan pendukung pertambangan, logistik, hingga penanganan material, termasuk remanufacture & refurbish produk, peralatan dan komponen untuk kegiatan industri pertambangan maupun minyak & gas.

Kehadiran PWP menjadi solusi kebutuhan pasokan bahan bakar untuk operasi pertambangan secara berkelanjutan yang bisa berjalan tanpa henti 24 jam sehari dan tujuh hari seminggu. PWP yang di pasaran memiliki nama dagang Parama Energi, berkomitmen untuk memberikan produk bahan bakar yang andal dan mendukung konsumen sebagai mitra kerja jangka panjang. Produk bahan bakar dengan kualitas tinggi yang dihasilkan PWP akan meningkatkan kinerja mesin yang juga berdampak pada produktivitas yang dihasilkan. Selain itu PWP juga menawarkan produk bahan bakar dengan harga yang kompetitif dengan memahami kondisi dan kebutuhan pasar saat ini. 

Sebagai bagian dari solusi pertambangan terintegrasi milik ABM, saat ini PWP memasok bahan bakar untuk enam lokasi pertambangan milik PT Cipta Kridatama, pada industri kelautan dan logistik oleh PT Baruna Dirga Darma, serta PT Cipta Krida Bahari. Hingga akhir tahun 2019, PWP telah melakukan penjualan bahan bakar solar sebanyak 116,05 juta liter, yang tersebar di 18 lokasi dari 7 provinsi.